Minggu, 24 Juni 2012

Gerakan Memakmurkan Masjid / Mushola

Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS 9:18, At Taubah)

Menurut Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat hingga tahun 1998 telah tercatat Masjid dan Mushalla di Indonesia tidak kurang dari 600.000 buah (Drs. A. Yani, Panduan Memakmurkan Masjid). Berdasarkan data Departemen Agama tahun 2004 Jumlah Masjid di Indonesia 643.834 buah, jumlah ini meningkat dari data tahun 1977 sebesar 392.044 buah, (myquran.org, 24-12-2005). Diperkirakan, jumlah Masjid dan Mushala di Indonesia saat ini antara 600.000 - 800.000 buah.

Alhamdulillah, jumlah Masjid di Indonesia semakin bertambah dan, insya Allah, akan terus bertambah. Secara kuantitatif jumlah tersebut cukup menggembirakan, hanya saja secara kualitatif masih sangat memprihatinkan. Karena banyaknya Masjid kurang diikuti dengan semaraknya umat dalam memakmurkannya.

Sesungguhnya umat Islam memang memiliki ghirah yang tinggi dalam membangun Masjid, namun banyak yang kurang ditindaklanjuti dengan aktivitas memakmurkannya secara sungguh-sungguh. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan sekaligus menjadi tantangan bagi Departemen Agama, IAIN, Pesantren, Perguruan Tinggi, Organisasi kemasyarakatan (Ormas), Partai politik (Parpol) dan lembaga swadaya (LSM) Islam maupun umat Islam pada umumnya untuk menggairahkan umat dalam memakmurkan Masjid.

Diperlukan adanya usaha-usaha penyadaran umat dalam memakmurkan Masjid, di antaranya melalui Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM). Sebuah gerakan yang menyerukan tentang pentingnya memakmurkan Masjid dengan berbagai aktivitas yang berkesinambungan, baik berupa himbauan, kampanye, slogan-slogan, pelatihan-pelatihan, perlombaan-perlombaan, pemberian award, bantuan, supervisi maupun publikasi.

PENGERTIAN

Masjid disamping sebagai tempat beribadah umat Islam dalam arti khusus (mahdlah) juga merupakan tempat beribadah secara luas (ghairu mahdlah) selama dilakukan dalam batas-batas syari'ah. Masjid yang besar, indah dan bersih adalah dambaan kita, namun semua itu belum cukup apabila tidak ditunjang dengan kegiatan-kegiatan memakmurkan Masjid yang semarak.

Kelemahan umat dalam memakmurkan Masjid adalah suatu realita yang harus disikapi dengan sabar serta melakukan langkah-langkah positif yang bisa memperbaiki kondisi. Langkah-langkah perbaikan tersebut haruslah strategis dan bersifat masal. Artinya solusi yang diberikan dapat menjadi jembatan bagi umat untuk bangkit memberdayakan dirinya sendiri dan berlangsung di setiap Masjid.

Solusi tersebut juga diharapkan mampu membawa pengaruh besar dalam upaya memakmurkan Masjid. Dan pada gilirannya mampu memunculkan sebuah gerakan masal yang dapat memberi dukungan signifikan bagi kebangkitan Islam.

GMM adalah merupakan upaya secara sistimatis dan berlangsung secara terus menerus untuk menyadarkan dan memberdayakan umat dalam memakmurkan Masjid dengan berbagai aktivitas yang islami. Untuk mencapai hasil yang optimal perlu didukung dengan sistim, aktivitas dan lembaga pemberdayaan Masjid.

Gerakan ini diharapkan dapat berlangsung secara masal dan melibatkan banyak komponen umat, baik Pengurus Masjid, Ulama, Umara, Ustadz, Mubaligh, Intelektual, Aktivis organisasi Islam, Politisi muslim maupun kaum muslimin pada umumnya.

TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan GMM adalah untuk mengaktualisasikan fungsi dan peran Masjid dalam masyarakat Islam di era modern. Dengan mengaktualkan peran dan fungsinya berarti kita telah menempatkan Masjid pada posisinya.

Aktualisasi ini, insya Allah, akan membawa manfaat bagi umat Islam dalam menuju kondisi yang lebih baik dan lebih islami. Dengan demikian Masjid akan menjadi pusat kehidupan umat. Artinya umat Islam menjadikan Masjid sebagai pusat aktivitas (center of activities) jama’ah-imamah serta sosialisasi kebudayaan dan nilai-nilai Islam.

Bila aktualisasi ini terrealisasi dengan baik, insya Allah, kita akan dapat menyaksikan para Imam Masjid yang juga menjadi pimpinan umat, baik itu sebagai kepala negara, kepala wilayah, kepala daerah maupun pimpinan lokal atau lembaga informal.

Mengaktualkan kembali fungsi dan peran Masjid adalah suatu jawaban yang tepat, apabila kita benar-benar menginginkan kembali kepada Islam. Sebab di Masjid inilah kita mengabdi kepada Allah, berjama’ah dalam shaf-shaf yang teratur, sikap dan perilaku egaliter dapat kita rasakan, kebersamaan dan ukhuwah islamiyah nampak terwujud serta rasa saling mengasihi sesama muslim terbentuk dengan baik. Di Masjid pula ghirah Islam dan kesatuan jama’ah menjadi nyata.

STRATEGI

GMM tidak bisa berlangsung dengan sendirinya, perlu langkah-langkah strategis yang mampu memberi dukungan, di antaranya adalah:

1. Kampanye Gerakan Memakmurkan Masjid (GMM).

GMM harus dikampanyekan agar memperoleh sambutan umat yang luas. Pemerintah, khususnya Departemen Agama, harus mengambil posisi terdepan dalam kampanye ini. Para tokoh umat Islam, baik Politisi, Ulama, Ustadz, Mubaligh, pimpinan masyarakat, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), Ormas Islam, perguruan tinggi, sekolaah, profesional, mahasiswa, pelajar dan terutama aktivis Masjid juga harus memberi dukungan. Kampanye GMM dapat diwujudkan dalam bentuk:

a. Pembangunan Masjid di kantor-kantor pemerintah, perusahaan, bandara, stasiun, terminal, pabrik, rumah sakit, plaza / mall, pasar, kampus perguruan tinggi, sekolah dan pemukiman penduduk.
b. Menyelenggarakan aktivitas, baik umum maupun keagamaan, dengan menggunakan Masjid dan lingkungannya sebagai tempat penyelenggaraan.
c. Publikasi aktivitas kemasjidan dan anjuran untuk memakmurkan Masjid melalui media massa: koran, majalah, radio televisi dan internet.
d. Tauladan para tokoh masyarakat dan public figure dalam memakmurkan Masjid, khususnya dalam menegakkan shalat berjama’ah di Masjid.
e. Pemberian penghargaan berupa Mosque Award kepada Masjid yang berprestasi dengan kriteria tertentu.

2. Mengembangkan wacana dan pedoman untuk memakmurkan Masjid.

Salah satu solusi penting dalam GMM adalah memperbaiki sistim organisasi dan management Masjid. Karena tanpa organisasi dan management yang baik, Pengurus tidak akan mampu berkreasi secara optimal, aktivitasnya akan sangat terbatas dan banyak mengalami kendala.

Diperlukan karya-karya intelektual di bidang organisasi dan management yang bernuansa Islam dan mampu memberi petunjuk bagi umat dalam mengelola Masjid. Dan dibutuhkan sekali informasi dan pedoman kemasjidan baik secara filosofis, konsepsional maupun teknis-operasional. Sehingga umat mendapatkan banyak pilihan untuk menyelenggarakan aktivitas kemasjidan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

Diharapkan karya-karya tersebut mampu memberi arahan hingga detail aktivitas dan mudah diaplikasikan secara riil. Sehingga membantu dalam menyusun manual, standard operation procedures, work instructions dan activity forms dalam mengelola aktivitas kemasjidan.

Selain hadirnya berbagai wacana dalam organisasi dan management Masjid juga diperlukan upaya-upaya untuk menyebarluaskannya. Wacana-wacana tersebut seharusnya dipublikasikan dalam bentuk buku-buku cetakan yang mudah didapatkan oleh aktivis Masjid dan umat Islam pada umumnya.

Hal ini memerlukan keseriusan pemerintah, khususnya Departemen Agama, dan dukungan para penerbit maupun donatur muslim yang concern terhadap da’wah islamiyah melalui lembaga kemasjidan.

3. Pelatihan dan supervisi organisasi dan management Masjid.

Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memberikan pelatihan-pelatihan yang sistimatis, yang ditujukan kepada para aktivis Masjid, baik Ta’mir Masjid, Remaja Masjid, Majelis Ta’lim Ibu-Ibu, Taman Pendidikan Al Quraan dan lain sebagainya. Para aktivis Masjid mengikuti sistim pelatihan yang terstruktur, baik dalam rangkaian seri pelatihan maupun berupa pelatihan khusus.

Beberapa jenis pelatihan yang perlu mereka ikuti di antaranya adalah:

a. Pelatihan Organisasi Ta’mir Masjid.
b. Pelatihan Pedoman Aktivitas Ta’mir Masjid.
c. Pelatihan Kepemimpinan Masjid.
d. Pelatihan Training of Trainers (TOT).
e. Pelatihan Training for Trainers (TFT).
f. Pelatihan Management Majelis Ta’lim Ibu-ibu.
g. Pelatihan Kepemimpinan Remaja Masjid.

Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut, mereka dibimbing untuk melakukan implementasi. Materi-materi pelatihan yang telah dipelajari diaplikasikan dalam aktivitas kemasjidan masing-masing peserta di bawah supervisi lembaga pemberdayaan Masjid. Implementasi disesuaikan dengan kondisi aktual masing-masing Masjid.

Sistim organisasi dan management modern diujicobakan, dievaluasi, dibuat standard dan diperbaiki secara terus menerus (continuous improvements).

4. Membentuk lembaga pemberdayaan Masjid.

Untuk merealisasikan fungsi dan peran Masjid di era milenium ke-3 diperlukan lembaga-lembaga kemasjidan yang mampu mengadopsi organisasi dan management modern. Sehingga aktivitas yang diselenggarakan dapat menyahuti kebutuhan umat serta berlangsung secara berdaya guna (efektif) dan berhasil guna (efisien). Kebutuhan akan lembaga kemasjidan yang profesional semakin tidak bisa ditawar mengingat kompleksitas kehidupan manusia akibat proses globalisasi, kemudahan transportasi, kecepatan informasi maupun kemajuan teknologi.

Kehadiran lembaga-lembaga kemasjidan tersebut perlu dibantu dan dipercepat dengan lembaga pemberdayaan Masjid, yang merupakan organisasi LSM, seperti misalnya Institut Management Masjid. Lembaga ini berperan sebagai katalisator GMM dengan melakukan pengkajian, pelatihan, publikasi dan supervisi (konsultasi) masalah-masalah kemasjidan, khususnya management Masjid.

5. Mengembangkan jaringan Masjid secara luas.

GMM memerlukan adanya Jaringan Kerja Antar Masjid (JKAM). Jaringan kerja (network) ini merupakan forum silaturrahmi yang beranggotakan lembaga-lembaga kemasjidan di suatu daerah (kota), wilayah (propinsi) maupun secara nasional. Tujuan dibentuknya JKAM adalah untuk:

a. Mempererat tali silaturrahmi antar lembaga kemasjidan.
b. Memperkokoh ukhuwah islamiyah.
c. Menggalang kekuatan Islam.
d. Menyamakan persepsi, visi dan misi.
e. Membentuk aktivitas da’wah yang lebih luas.
f. Menyelenggarakan kerja sama da’wah.

Dengan adanya JKAM, insya Allah, akan diperoleh banyak manfaat, di antaranya adalah:

a. Terwujudnya silaturrahmi dan ukhuwah islamiyah secara nyata.
b. Bersatunya potensi umat dalam memakmurkan Masjid secara sistimatis.
c. Memperkokoh kekuatan Islam, sehingga memiliki bargaining position dalam konstelasi masyarakat.
d. Menjadi jembatan antar lembaga kemasjidan untuk saling bekerja sama dalam menyelenggarakan berbagai aktivitas.
e. Membentuk sinergi team antar lembaga kemasjidan.
f. Mampu melaksanakan da’wah islamiyah dan ‘amar ma’ruf nahi munkar secara lebih offensive, tidak hanya sekedar defensive.

Aktivitas disusun dalam bentuk Program Kerja yang direncanakan secara periodik dan digunakan sebagai rekomendasi bagi masing-masing lembaga kemasjidan yang menjadi anggotanya. Berikut ini contoh beberapa aktivitas yang diagendakan, yaitu antara lain:

a. Pelatihan kader.
b. Pertukaran mubaligh.
c. Penyusunan materi da’wah.
d. Bakti sosial.
e. Pengajian akbar.
f. Sosialisasi pelaksanaan syari’ah Islam.
g. Demonstrasi damai / show of force.
h. Dan lain sebagainya.

PEDOMAN DASAR ORGANISASI


Bagian ke 6 dari 12 seri Manajemen Masjid
Organisasi adalah organisme yang harus terus hidup, namun dibalik perjalanannya yang panjang kedepan harus dibantu dengan landasan serta pedoman sebagai arahan organisasi dalam melaksanakan segala kegiatannya.

Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, maka perlu disusun landasan organisasi yang ditetapkan dalam Pedoman Dasar sebagai berikut, yaitu:

1) Pedoman Pelatihan Remaja Masjid
2) PPK Remaja Masjid
3) ADKESPRO Remaja Masjid
4) Program Kerja Remaja Masjid
5) Anggaran Rumah Tangga Remaja Masjid
6) Anggaran Dasar Remaja Masjid
7) PP Ta'mir Masjid
8) PPK Ta'mir Masjid
9) ADKESPRO Ta'mir Masjid
10) PK Ta'mir Masjid
11) ART Ta'mir Masjid
12) Anggaran Dasar Ta'mir Masjid


Semoga artikel ini bermanfaat. Jazakumullah khairan katsir.

Sabtu, 23 Juni 2012

Bunga Rampai Materi Pelatihan

Bagian ke 5 dari 12 seri Manajemen Masjid


Langkah lain yang tidak kalah penting adalah memberikan pelatihan-pelatihan yang sistimatis, yang ditujukan kepada para aktivis Masjid, baik Ta’mir Masjid, Remaja Masjid, Majelis Ta’lim Ibu-Ibu, Taman Pendidikan Al Quraan dan lain sebagainya. Para aktivis Masjid mengikuti sistim pelatihan yang terstruktur, baik dalam rangkaian seri pelatihan maupun berupa pelatihan khusus.

Berikut beberapa data dan artikel yang dapat digunakan sebagai materi pelatihan, yaitu:

1. Mengelola Yayasan Islam
2. ATVMN Organisasi Islam
3. Brain Storming
4. 7 QC Tools untuk Organisasi Islam
5. Buletin Da'wah
6. 5 R Untuk Organisasi Islam
7. Menyusun Proposal
8. Kepanitiaan
9. Persidangan Organisasi Islam
10.Tatacara Seremonial
11.MMT untuk Organisasi Islam
12.Problema Organisasi Islam
13.Gerakan Memakmurkan Masjid
14.Da'wah Kolektif

Semoga artikel ini bermanfaat. Jazakumullah khairan katsir.

Kepemimpinan Remaja Masjid

Bagian ke 4 dari 12 seri Manajemen Masjid


Kepemimpinan (leadership) telah lama dikenal dan diselenggarakan umat manusia, karena sebagai mahluk sosial mereka hidup berinteraksi satu dengan yang lain dan membentuk komunitas, baik dalam lingkup besar maupun kecil. Kepemimpinan sangat diperlukan dalam setiap kelompok, terutama untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta dalam memanfaatkan seluruh sumber daya secara optimal.

Dalam tinjauan perjuangan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya untuk menghimpun, menyusun, membina, mengarahkan dan memimpin sumber daya dan kekuatan dalam perjuangan mencapai tujuan. Karena itu kesuksesan pemimpin dapat diukur dari kemampuannya mencapai tujuan.

Berikut beberapa data dan artikel yang dapat digunakan dan dijadikan pedoman dalam meningkatkan skill Kepemimpinan Remaja Masjid, yaitu:

1. Kepemimpinan Remaja Masjid
2. Kepemimpinan Remaja Masjid (2)
3. Pengantar Organisasi dan Management
4. Pengantar Organisasi dan Management (2)
5. Organisasi Remaja Masjid
6. Organisasi Remaja Masjid (2)
7. Musyawarah
8. Musyawarah (2)
9. Shalat Berjama'ah
10.Shalat Berjama'ah (2)
11.Komitmen Muslim Terhadap Islam
12.Komitmen Muslim Terhadap Islam (2)
13.Islam dan Kehidupan Manusia
14.Islam dan Kehidupan Manusia (2)
15.Public Speaking
16.Public Speaking (2)

Semoga artikel ini akan bermanfaat. Jazakumullah khoiran katsir.

Training Of Trainers

Bagian ke 3 dari 12 seri Manajemen Masjid


Demi menciptakan kader Sumber Daya Manusia (SDM) Masjid yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam mengahadapi globalisasi maka perlu dilaksanakan adanya training of trainers dalam rangka mewujudkan insan masjid yang memiliki kemampuan dan kualitas unggul, mampu meramu program dengan baik dan dapat mempertanggungjawabkan kepada masyarakat terutama jamaah masjid.

Adapun materi training of trainers yang dapat membantu SDM Masjid dalam meningkatkan skill dan wawasannya, yaitu:

1. Praktek Peran
2. Praktek Peran (2)
3. Komunikasi Efektif
4. Komunikasi Efektif (2)
5. Memandu Pelatihan Jama'ah Masjid
6. Memandu Pelatihan Jama'ah Masjid (2)
7. Menyusun dan Menyampaikan Materi Pelatihan
8. Menyusun dan Menyampaikan Materi Pelatihan (2)
9. Instruktur Pelatihan Jama'ah Masjid
10.Instruktur Pelatihan Jama'ah Masjid (2)
11.Management Pelatihan Jama'ah Masjid
12.Management Pelatihan Jama'ah Masjid (2)
13.Perkaderan Jama'ah Masjid
14.Perkaderan Jama'ah Masjid (2)
15.Masyarakat Islam
16.Masyarakat Islam (2)

Semoga artikel ini bermanfaat. Jazakumullah Khoiran Katsir

Pedoman Aktivitas Takmir Masjid

Bagian ke 2 dari 12 seri Manajemen Masjid


Dalam mendukung kebangkitan Islam, Masjid perlu diposisikan sebagaimana fungsi dan perannya di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sehingga, Masjid dapat menjadi sentra aktivitas umat dalam memanfaatkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk menuju dunia Islam yang lebih baik.

Namun cukup disayangkan, kebanyakan Masjid kita masih belum dikelola secara baik dengan sistim pengelolaan yang efektif dan efisien menuju pengamalan Islam secara kaffah. Karena itu, diperlukan adanya penemuan-penemuan baru yang dapat membantu umat dalam memakmurkan Masjid, khususnya alternatif-alternatif yang bersifat teknis-implementatif.

Berikut beberapa data dan artikel yang dapat digunakan dan dijadikan pedoman aktivitas Takmir Masjid, yaitu:

1. Pedoman Pelatihan
2. Pedoman Pelatihan (2)
3. Pedoman Pengelolaan Keuangan
4. Pedoman Pengelolaan Keuangan (2)
5. Pedoman Adkespro
6. Pedoman Adkespro (2)
7. Pedoman Kepengurusan Ta'mir Masjid
8. Pedoman Kepengurusan Ta'mir Masjid (2)
9. AD dan ART Ta'mir Masjid
10. AD dan ART Ta'mir Masjid (2)
11. Menyusun Pengurus Ta'mir Masjid
12. Menyusun Pengurus Ta'mir Masjid (2)
13. PKSBO
14. PKSBO (2)
15. Musyawarah Jama'ah
16. Musyawarah Jama'ah (2)

Semoga artikel ini bermanfaat. Jazakumulloh khairan katsir.

Pengenalan Organisasi Takmir Masjid

Bagian ke 1 dari 12 seri Manajemen Masjid

Pada umumnya masjid telah digunakan sebagai tempat ibadah mahdhoh (shalat fardhu berjamaah dan shalat Jumat). Ini jelas masih jauh dari fungsi masjid yang sesungguhnya. Dan responden mengidamkan masjid yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah belaka, melainkan juga pusat kegiatan non keagamaan.

Jadi, fungsi masjid perlu dioptimalkan utamanya dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Maka itu, takmir masjid perlu memiliki kemampuan manajemen ketakmiran.

Untuk itu, takmir masjid perlu memiliki kemampuan dan kreativitas yang mumpuni untuk diorientasikan bagi kemakmuan masjid dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Berikut beberapa data dan artikel (dalam bentuk Microsof Word Dan Powerpoint) yang dapat digunakan dan dijadikan pedoman untuk mewujudkan manajemen masjid (khususnya Manajemen Takmir Masjid) dengan tata kelola yang baik, yaitu:

1. Karakteristik SDM Jama'ah Masjid
2. Karakteristik SDM Jama'ah Masjid (2)
3. Management Praktis Ta'mir Masjid
4. Management Praktis Ta'mir Masjid (2)
5. Realisasi Program Kerja Ta'mir Masjid
6. Realisasi Program Kerja Ta'mir Masjid (2)
7. Pembentukan Organisasi Ta'mir Masjid
8. Pembentukan Organisasi Ta'mir Masjid (2)
9. Management Ta'mir Masjid
10. Management Ta'mir Masjid (2)
11. Organisasi Ta'mir Masjid
13. Organisasi Ta'mir Masjid (2)
14. Menata Organisasi Ta'mir Masjid
15. Menata Organisasi Ta'mir Masjid (2)
16. Fungsi dan Peran Masjid
17. Fungsi dan Peran Masjid (2)

Manajemen Masjid

  Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu dan ketrampilan manajemen. Pengurus masjid (takmir) harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Di bawah sistem pengelolaan masjid yang tradisioal, umat Islam akan sangat sulit berkembang. Bukannya tambah maju, mereka malahan akan tercecer dan makin jauh tertinggal oleh perputaran zaman. Masjid niscaya akan berada pada posisi yang stagnan, yang pada akhirnya bisa ditinggal oleh jamaahnya.

Manajemen terdapat dalam setiap kegiatan manusia, baik di rumah, di kantor, di pabrik, di sekolah, tidak terkecuali di masjid.

Berikut adalah beberapa seri dari artikel Manajemen Masjid yang dapat digunakan dan dijadikan pedoman untuk membantu kita bersama dalam mewujudkan manajemen masjid (serta perangkat di dalamnya) dengan tata kelola yang baik, yaitu:

1. PENGENALAN ORGANISASI TAKMIR MASJID

2. PEDOMAN AKTIVITAS TAKMIR MASJID
3. TRAINING OF TRAINERS
4. KEPEMIMPINAN REMAJA MASJID
5. BUNGA RAMPAI MATERI PELATIHAN
6. PEDOMAN DASAR ORGANISASI
7. ADMINISTRASI ORGANISASI
8. TPA / TPQ
9. MEMBANGUN MASJID
10. LEMBAGA DAKWAH
11. E-BOOK
12. LAIN-LAIN

Pengertian Manajemen Masjid

Ilmu manajemen adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan, apa-apa fungsi yang harus dilakukan dengan menggunkan alat, tenaga orang, ide, dan system secara lebih efisien.

Manajemen berasal dari bahasa Inggris, dari kata manaje yang artinya mengurus, membimbing dan mengawasi. Kata itu sendiri berasal dari bahasa Italy, yakni mannegio yang berarti pelaksanaan atau pengurusan sesuatu, atau lebih tepat lagi “penggunaan” sesuatu. Dalam bahasa Arab manajemen disebut dengan Idarah. Adapun pengertian manajemen adalah usahamencapai tujuan melalui kegiatan orang lain yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Masjid adalah rumah Allah SWT yang digunakan oleh kita sebagai tempat untuk beribadah kepadanya untuk mencapai ridho nya dan bertaqwa kepadanya. Masjid merupakan tempat orang berkumpul dan melakukan shalat secara berjamaah, dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi dikalangan kaum muslimin.dimasjid pula tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum’at.



Masjid merupakan tempat mencetak ummat yang beriman, beribadah, menghubungkan jiwa dengan sangt kholiq. Umat yang beragama shaleh dalam kehidupan masyarakat menjadi ummt ynag berwatak teguh. Memiliki masjid atau memanajemen suatu masjid tidak hanya membaguskan dan melihat dari bangunannya saja, tetapi harus bisa juga berdampak baik bagi ummat.

Dalam buku Idara Masjid terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan, idarah masjid adalah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan islam.

Drs. Moh. E. Ayyub dalam bukunya Manajemen Masjid mendefinisikan. Idarah masjid adalah usaha-usaha untuk untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagai mana mestinya.

Dari sisni kita bias merumuskan definisi lain idarah masjid atau manajemen masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid yang ideal, dilakukan oleh seorang pemimpin pengurus masjid bersama staf dan jamaahnya melalui berbagai aktivitas yang positif. Dengan demikian ketua pengurus masjid harus melibatkan seluruh kekuatan masjid untuk mewujudkan kemakmuran masjid.

Sebagai mana yang sudah tertera sebelumnya bahwa memakmurkan masjid haruslah sudah tentu harus merealisasikan fungsi fungsi masjid sebagaimana mestinya dibawah ini adalah fungsi-fungsi manajemen masjid, yaitu :

a. Perencanaan
Dalam manajemen masjid perencanan adalah perumusan tentang apa yang akan dicapai dan tindakan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Dalam upaya memakmurkan masjid perencanaan memiliki arti yang sangat penting, yaitu :
- Memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat sesuai dgn situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat upaya pemakmuran masjid dilaksanakan.
- Aktivitas pemakmuran masjid bisa berjalan lebih terarah dan teratur.
- Dapat dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana dalam pemakmuran masjid, begitu juga dengan dana dan saran.
- Perencanaan akan memudahkan pimpinan pengurus masjid untuk melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya aktivitas pemakmuran masjid.

b. Pengorganisasian
Perencanan kegiatan masjid yang matang harus dilaksanakan dengan baik oleh pengurus masjid. Untuk itu, perlu pengorganisasian yang solid bagi pengurusnya. Pengorganisasian masjid adalah penyatuan, penelompokan, dan pengaturan pengurus masjid untuk untuk digerakkan dalm satu kestuan kerja sebagaimana yang telah direncanakan.

Dalam manajemen masjid pengorganisasian memiliki arti yang sangat penting, yaitu :
- Penugasan staf pengurus lebih mudah, karena sudah jelas seksi apa atau siapa yang harus melaksanakan suatu bidang kegiatan
- Memudahkan dipilih tenaga pelaksana tang tepat, karena dalam pengorganisasian bukan hanya menyusun struktur kepengurusan dan menempatkan orangnya, tapi juga menguraikan tugas dan tanggung jawb sehingga bisa dipilih, siapa yng tepat menempati posisi suatu kepengurusan.
- Pengorganisasian juga membuat terpadunya berbagai potensi pengurus dalam suatu kerangka kerja sama pemakmuran masjid.
- Memudahkan bagi pemimpin pengurus masjid untuk mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan suatu kegiatan.

c. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam manajemen masjid merupakan upaya membimbing dan mengarahkan potensi pengurus untuk beraktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Pimpinan hrus memberikan rangsangan atau motivasi kepada pengurus untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu.

d. Pengawasan
Pengawsn atau control baik dari pimpinan kepada staf maupun dari staf kepada pimpinan dan sesama staf kepengurusan masjid. Merupakan sesuatu yang perlu. Terlaksananya fungsi ini akan membuat pengurus tahu dengan adanya kesalahan kekurangan , kelemahan rintangan, tantangan dan kegagalan dalam mencapai tujuan pemakmuran masjid.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...